ITNY Gelar ReTII ke 17, Ajang bagi Dosen dan Mahasiswa Publikasikan Karyanya

Sebanyak 12 perguruan tinggi mengikuti Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi (ReTII) ke-17 yang digelar oleh Institut Teknologi Nasional Yogyakarta atau ITNY. Tak hanya penelitian, ReTII kali ini juga menghadirkan pengabdian masyarakat teknologi tepat guna dari para dosen dan mahasiswa. Dari kegiatan tersebut, ada sekitar 117 paper.

Ketua ReTII ke-17, Dr Ir Sugiarto MT mengungkapkan ReTII merupakan wadah bagi dosen dan mahasiswa untuk mempublikasikan penelitian yang dilakukan.

“Ruang untuk publikasi penelitian masih minim. Sehingga memang diperlukan wadah, sehingga penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiwa ini bisa dipublikasikan. Kami juga memang fokus pada hot topics saat ini. Publikasi ini juga penting untuk penetrasi Industri, karena beberapa negara, contohnya Malaysia sebagian besar penelitian didanai oleh bisnis. Nah arahnya ke situ. Industri bisa melirik penelitian yang telah dikembangkan, dan muaranya bisa menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Sugiharto, Selasa (8/11/2022).

Wakil Rektor I ITNY, Dr Ratna Kartikasari ST MT, mengatakan ReTII merupakan agenda tahunan ITNY untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul di bidang teknologi dan technopreneurship, energi dan lingkungan berkelanjutan.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami membuat media untuk bertukar ilmu, pengetahuan, dan teknologi bagi civitas akademika, khususnya bagi dosen dan mahasiswa,” tuturnya.

Ratna berharap penelitian yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa tidak hanya sebagai arsip yang disimpan di perpustakaan saja. Tapi juga memberikan manfaat kepada masyarakat maupun industri, sehingga mendukung kesejahteraan masyarakat.

Pada seminar nasional bertajuk Kontribusi Technopreneur Pada Ranah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Era Society 5.0 tersebut menghadirkan Guru Besar Fakultas Farmasi Unair Surabaya, Prof Dr H Mochamad Yuwono MS Apt yang berharap civitas akademika semakin bergairah untuk melakukan penelitian.

Pasalnya menghadapi era society 5.0 juga perlu persiapan. “Kita harus banyak belajar. Kesempatan untuk mendapat hibah itu penting, banyak yang bisa dipelajari. Kebanyakan proposal dipersiapkan dalam waktu singkat, sehingga kurang maksimal. Coba persiapannya jauh hari. Yang belum pernah dapat hibah, coba belajar sama yang sudah pernah. Sehingga kita bisa mengembangkan iptek lewat penelitian dan pengabdian masyarakat,” ujarnya.

Dosen Teknik Pertambangan ITNY, Dr Supandi ST MT menambahkan saat ini dosen dan mahasiswa harus mulai melakukan penelitian yang berkelanjutan. Sehingga penelitian tersebut tidak hanya disimpan di perpustakaan, namun menghasilkan produk atau jasa.

“Tentu kalau sudah dipublikasikan, akan bermanfaat bagi yang lain. Jangan takut tersaingi. Penelitian itu sekarang harus continual improvement, yang nanti akan ada lagi, ada lagi,  dikembangkan oleh orang lain. Tentu agar bermanfaat bagi masyarakat, penelitian dosen dan mahasiswa sebaiknya juga bersumber dari permasalahan yang ada di masyarakat,” jelas Dosen Teknik Pertambangan ITNY, Dr Supandi ST MT.