Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) menggelar kuliah perdana untuk menyambut mahasiswa baru tahun akademik 2025, Kamis (11/9/2025). Dengan mengusung tema “Menjadi Tunas Muda Inklusif Melalui Harmoni Era Digital dan Kearifan Lokal”, acara ini menekankan pentingnya keseimbangan antara teknologi, toleransi, dan budaya lokal dalam membentuk generasi muda yang tangguh dan berdaya saing global.
Rektor ITNY, Dr. Ir. Setyo Pambudi, menegaskan bahwa generasi muda, khususnya Gen Z, harus memahami peran besar mereka sebagai agen perubahan. Menurutnya, mahasiswa tidak cukup hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu beradaptasi dengan keberagaman sosial dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Sebagai calon pemimpin masa depan, mahasiswa ITNY harus belajar merangkul keberagaman, menjunjung inklusivitas, dan menjaga harmoni sosial. Teknologi bisa menjadi alat kebaikan, tetapi kearifan lokal adalah jangkar yang menjaga kita agar tidak kehilangan jati diri,” ujar Pambudi.
Pesan Inklusivitas dari Alumni dan Praktisi
Nuansa inklusivitas juga digaungkan oleh Ir. Demianus Mambraku, ST., MT., alumni Teknik Pertambangan ITNY yang kini berkarier di Freeport Indonesia. Ia menekankan pentingnya toleransi sejak dini.
“Ketika masuk dunia kerja, kita akan bertemu dengan rekan dari beragam latar belakang agama, suku, dan budaya. Karena itu, mahasiswa harus membiasakan diri bersosialisasi, aktif di organisasi, dan belajar memahami perbedaan,” kata Demianus.
Pesan serupa datang dari Ir. Hadi Soerahman, MT., Inspektur Tambang Ahli Madya Kementerian ESDM RI. Ia menambahkan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan kompetensi dengan seimbang: pengetahuan, keterampilan, dan attitude.
“Kompetensi bukan hanya soal ilmu teknis, tetapi juga bagaimana kita bersikap. Dengan itu, mahasiswa ITNY bisa bersaing secara sehat dan profesional,” tegas Hadi.
Generasi Digital yang Tetap Berakar pada Budaya
Dalam kuliah umum ini, ITNY menekankan peran penting teknologi sebagai bagian dari kehidupan modern. Namun, teknologi tidak boleh menjauhkan mahasiswa dari nilai-nilai lokal yang menjadi identitas bangsa.
“Generasi Z harus mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, bukan untuk memecah belah. Di sisi lain, kearifan lokal adalah nilai penting yang menjaga kita tetap berkarakter Indonesia,” jelas Rektor ITNY.
Bagi mahasiswa baru, pesan inklusivitas dan kearifan lokal ini menjadi motivasi tambahan untuk memulai perjalanan akademik. Andika, mahasiswa asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengaku bangga bisa berkuliah di ITNY.
“Banyak alumni ITNY yang sukses di dunia tambang. Saya yakin kuliah di sini bukan hanya soal belajar teknis, tapi juga membentuk karakter untuk siap bekerja di lapangan,” katanya.
Kuliah umum ITNY 2025 ini tidak hanya sekadar penyambutan mahasiswa baru, melainkan sebuah momentum untuk menanamkan nilai dasar: toleransi, inklusivitas, penguasaan teknologi, dan penghargaan terhadap budaya lokal.
Dengan bekal ini, ITNY berharap mahasiswanya mampu menjadi generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak secara sosial dan berakar pada nilai bangsa.