Semnas HMTS ITNY Bahas Kemitraan Antar Sektor dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Kemitraan Antar Sektor Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana Untuk Pembangunan Berkelanjutan.” Acara ini membahas bagaimana pentingnya peran multi sektoral dalam pengelolaan sumber daya air dan bencana.

Dalam seminar, dihadirkan dua narasumber ahli yakni Kepala Balai Teknik Sabo, Eka Nugraha Abdi dan Ketua Tim Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan Fasilitator Perumus RPP Irigasi, Tommy Kurniawan.

Ketua Tim BBWSSO dan Fasilitator Perumus RPP Irigasi, Tommy Kurniawan yang didapat sebagai narasumber pertama berpendapat saat berbicara kemitraan antar sektor, acap kali terjadi tabrakan antar lini. Di Indonesia, upaya mewujudkan sistem pengelolaan irigasi partisipatif berorientasi pada pemenuhan tingkat layanan irigasi secara efektif, efisien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air. 

“Untuk mewujudkannya melalui keandalan penyediaan air, prasarana pengelolaan irigasi, institusi pengelola dan sumber daya manusianya,” kata Tommy saat dalam pemaparan materinya pada Sabtu (20/4/2024) di Auditorium Ir. W. Pietoyo Sukarbowo ITNY. 

Ada lima pilar menurut Tommy dalam modernisasi irigasi. Kelima pilar tersebut mencakup ketersediaan air, prasarana irigasi, manajemen, kelembagaan dan SDM. Modernisasi irigasi merupakan pendekatan baru untuk menjawab kebutuhan petani akan air dan meningkatkan efisiensi air. Lima pilar tersebut selanjutnya diturunkan ke dalam 45 langkah modernisasi irigasi. 

“Implementasi modernisasi irigasi melalui 45 langkah modernisasi irigasi sesuai tingkatannya, awal, menengah atau lanjutan dengan tetap memuat esensi modernisasi irigasi,” ujarnya. 

Sementara pada aspek SDM, Tommy mengungkapkan jika ketersediaan spesialis pada sektor irigasi masih minim. Padahal, kebutuhan ahli dalam sektor ini begitu banyak di seluruh Indonesia. 

“Peluang kerja di bidang irigasi masih banyak dicari, tidak usah takut. Syaratnya mahasiswa harus mendalami ilmunya, harus terjun ke masyarakat tidak hanya sekedar text book,” katanya. 

Oleh karena itu Tommy mendorong para mahasiswa untuk mendalami keilmuan irigasi. “Mungkin SDM-nya belum banyak jadi saya di sini mengajak semua, mata kuliah yang tidak favorit ini didalami menjadi spesialis, pulang ke daerah masing-masing lalu kembangkan di sana,” imbuhnya  

Wakil Rektor 3 ITNY, Winarti berharap agenda seminar nasional ini dapat menjadi wadah berbagi pengetahuan antara para mahasiswa Teknik Sipil, dengan praktisi maupun pemangku kebijakan. Dia berharap dari seminar ini akan banyak manfaat yang dapat diperoleh. 

“Seminar sering kita lakukan, sering kita ikuti tetapi sering kita lupakan setelah acara seminar ini selesai. Harapannya adalah ketika dihadiri kita tidak hanya mendapatkan ilmu yang sesaat, tapi bagaimana ilmu itu kita terapkan,” katanya. 

Sesuai tema yang diangkat dalam seminar, pengelolaan sumber daya air membutuhkan kolaborasi beragam sektor. Tidak hanya sektor teknik sipil saja. “Sekarang kita memang harus bisa bekerja sama multidispliner,” ujarnya.