Penulis : Iwan Aminto Ardi, S.T, M.Sc. (Dosen Program Studi PWK)

Dinamika pentaan ruang di Indonesia tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan digital. Implementasi smart urban planning, big data, dan pendekatan geoscience/geospasial menjadi sangat mutlak diperlukan. Pemanfaatan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) dalam penataan ruang menjadi bekal kompetensi bagi lulusan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITNY. Kemajuan teknologi remote sensing menjadi salah satu pendukung dalam akuisisi data digital yang dapat dimanfaatkan sebagai data spasial untuk analisis keruangan maupun data awal yang dapat digunakan sebagai pre asesmen kondisi suatua wilayah. Fotografi yang didalam disematkan lokasi melalui proses geo tagging yang didukung teknologi GPS (Global Positioning System) menjadi data empiris yang cukup valid dan akurat dalam kegiatan observasi lapangan. Pengambilan data citra kawasan terkini juga dapat didukung dengan pemanfaatan hasil perekaman drone, dengan ketinggian tertentu sesuai kebutuhan. Mata kuliah Data Spasial dan Perpetaan serta Pemodelan Geospasial menjadi bekal bagi mahasiswa untuk memahami proses smart planning sebagai keunggulan dalam kurikulum Program Studi PWK ITNY.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mengubah lanskap perencanaan wilayah dan kota. Salah satu tren yang semakin menonjol adalah integrasi antara smart urban planning, big data, dan pendekatan geoscience/geospasial. Ketiga elemen ini saling melengkapi dan menawarkan potensi besar dalam menciptakan kota yang lebih cerdas, efisien, produktif, inovatif dan berkelanjutan. Smart Urban Planning adalah pendekatan perencanaan yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup warga, efisiensi layanan publik, urban amenities, dan keberlanjutan lingkungan. Kota cerdas mengandalkan data, teknologi, dan inovasi untuk mengelola sumber daya dengan lebih baik, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan. Smart Urban Planning memerlukan dukungan data yang komprehensif, mutakhir, dan mudah diakses. Peran Big Data yang merupakan kumpulan data dalam volume yang sangat besar, beragam jenis, dan dihasilkan dengan kecepatan tinggi menjadi sangat penting dan strategis. Analisis big data memungkinkan kita untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang kompleks yang sulit dideteksi dengan metode tradisional. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber, seperti sensor, media sosial, transaksi, dan perangkat seluler. Representasi hasil analisis dan perencanaan merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu pendekatan geoscience/geospasial yang memanfaatkan data spasial (data yang memiliki informasi lokasi) untuk menganalisis dan memvisualisasikan fenomena di permukaan bumi sangat diperlukan. Teknologi seperti Sistem Informasi Geografis (SIG) memungkinkan kita untuk menggabungkan berbagai jenis data spasial, seperti peta, citra satelit, dan data sensus, untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu wilayah.

Big data menyediakan bahan baku yang kaya untuk perencanaan kota cerdas. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dapat digunakan untuk menganalisis pola mobilitas warga, tingkat polusi udara, konsumsi energi, dan berbagai indikator lainnya. Informasi ini sangat berharga untuk mengidentifikasi masalah, mengukur kinerja kebijakan, dan merancang solusi yang lebih efektif. Pendekatan geospasial memungkinkan kita untuk memvisualisasikan big data secara spasial, sehingga lebih mudah untuk memahami distribusi dan hubungan antara berbagai variabel. Peta interaktif dapat digunakan untuk menampilkan informasi tentang kepadatan penduduk, lokasi fasilitas publik, tingkat kriminalitas, dan banyak lagi. Analisis spasial juga memungkinkan kita untuk mengidentifikasi pola keruangan yang penting, seperti kluster, hotspot, dan anomali. Smart urban planning memanfaatkan big data dan pendekatan geospasial untuk merancang dan mengelola kota yang lebih baik. Misalnya, data mobilitas dapat digunakan untuk merancang sistem transportasi yang lebih efisien, data kualitas udara dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan kualitas udaranya, dan data konsumsi energi dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi di gedung-gedung.

Implementasi dari ketiga hal diatas dapat dipahami melalui beberapa contoh antara lain dalam proses perencanaan transportasi, pengelolaan lingkungan, pengelolaan bencana, dan perencanaan tata ruang. Big data dari sensor lalu lintas dan data lokasi ponsel dapat digunakan untuk menganalisis pola perjalanan warga dan mengidentifikasi kemacetan. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang sistem transportasi yang lebih efisien, seperti jalur bus baru, jalur sepeda, atau sistem berbagi sepeda. Intelligent Transport System (ITS) didukung dengan pemanfataan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT) dapat memberikan layanan transportasi yang efisien dan affordable bagi pengguna. Citra satelit dan sensor lingkungan dapat digunakan untuk memantau kualitas udara, suhu, dan tingkat polusi air. Data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang rawan bencana alam, seperti banjir atau kekeringan, dan untuk merancang kebijakan yang lebih efektif untuk melindungi lingkungan. Wilayah Indonesia yang memiiki kerawanan bencana tinggi dapat memanfaatkan big data dan pendekatan geoscience/geospasial untuk membangun sistem peringatan dini yang lebih efektif. Data curah hujan, topografi, dan penggunaan lahan dapat dikombinasikan untuk memetakan daerah rawan banjir atau longsor. Data spasial tentang penggunaan lahan, kepadatan penduduk, dan distribusi fasilitas dapat digunakan untuk menyusun tata ruang kota yang lebih baik. Informasi dari hasil pengolahan data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang memiliki kesesuaian untuk pengembangan kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan pariwisata, atau ruang terbuka hijau. Implementasi inovasi teknologi diatas dimanfaatkan dalam penelitian dosen diantaranya, penelitian tentang transformasi wilayah dan kawasan perkotaan (https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1151/1/012006), pemusatan kegiatan wilayah berupa Area Of Interest (AOI) dan Point Of Interest (POI), kerentanan, kerawanan, dan risiko bencana (https://journal.itny.ac.id/index.php/rekaruang/article/view/2756/1315), rantai pasok transportasi komoditas bahan pokok dengan pendekatan Network Enabling Transport System (NETS) (https://journal.itny.ac.id/index.php/matra/article/view/844/1042), urban liveability dengan kajian Urban Heat Island (UHI) (https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/3717/1507), potensi penyediaan ruang terbuka hijau (RTH), dan berbagai riset lain yang memanfaatkan akses data citra, big data dan geoportal.

Integrasi smart urban planning, big data, dan pendekatan geospasial masih menghadapi beberapa tantangan, terkait kualitas data, privasi, dan kompetensi personal. Kualitas data yang digunakan sangat penting untuk menghasilkan analisis yang akurat. Data yang tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak konsisten dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Pengumpulan dan analisis big data menimbulkan kekhawatiran tentang privasi individu. Perlu ada mekanisme yang kuat untuk melindungi data pribadi warga. Implementasi smart urban planning membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang data science, teknologi informasi, dan perencanaan wilayah. Pemanfaatan teknologi yang ada, didukung kreativitas dan konsistensi, kita dapat menciptakan inovasi kota yang lebih cerdas, efisien, produktif dan berkelanjutan. Smart urban planning, big data, dan pendekatan geoscience/geospasial merupakan tiga elemen kunci dalam perencanaan wilayah dan kota modern. Ketiga elemen ini saling melengkapi dan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup warga, efisiensi akses layanan publik, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mengatasi tantangan yang ada, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kota yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITNY (www.pwk.itny.ac.id) mengimplementasikan kurikulum terkait smart planning, big data, dan geoscience/geospasial. Hal ini mengingat mempersiapkan tenaga yang kompeten dan menguasi teknologi informasi sangat mutlak diperlukan untuk mendukung terciptanya tata ruang yang bermutu di Indonesia. Sejalan dengan visi keilmuan program studi yang mengarah pada inovasi dalam perencanaan wilayah dan kota, serta mewujudkan visi perguruan tinggi yang mengarah pada pengeleloaan lingkungan berkelanjutan (www.itny.ac.id), ITNY memiliki komitmen kuat untuk selalu mengembangkan sumberdaya pembelajaran unggul, khususnya fasilitas dan dosen sebagai sumberdaya perguruan tinggi yang memiliki daya saing tinggi.